Friday, May 27, 2011

EKSPRESI PELAJAR

Posted by Kresno Setyoputro On 12:23 AM | No comments

EKSPRESI PELAJAR TINGKAT SMA SAAT MERAYAKAN KELULUSAN


Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki bermacam-macam hal di dalam dirinya, salah satunya adalah ekspresi.

Ekspresi merupakan salah satu bentuk komunikasi nonverbal yang dapat menyampaikan perasaan seseorang kepada orang yang mengamatinya. Ekspresi merupakan salah satu cara penting untuk menyampaikan pesan sosial dalam kehidupan bermasyarakat.

Ekspresi memiliki banyak macamnya seperti, ekspresi wajah, ekspresi tingkah laku, kontak mata, intonasi, dan masih banyak lagi.

Pada saat merayakan kelulusan, biasanya pelajar tingkat SMA melakukan berbagai macam aktivitas seperti corat-coret seragam dengan cat semprot dan spidol, tawuran, bahkan tak jarang kelulusan dirayakan dengan mabuk-mabukan.

Semua bentuk kegiatan diatas merupakan contoh dari sebuah ekspresi yang dilakukan oleh kalangan pelajar tingkat SMA untuk merayakan kelulusannya, tetapi kenapa ekspresi mereka tersebut di nilai tidak baik oleh kalangan orang tua? Apakah mereka memang benar-benar tidak baik atau semua itu hanyalah anggapan kalangan orang tua saja?

Jika dilihat dari segi anak SMA, kegiatan-kegiatan diatas adalah sebuah ekspresi yang mereka lakukan. “Saya senang!” Itulah perasaan mereka ketika mereka lulus dari bangku SMA. Tingkat kesenangan orang berbeda-beda, sehingga cara merayakannya pun  bisa berbeda-beda pula. Ada saja murid yang merayakan kesenangannya dengan cara mabuk, berjudi, tawuran, dan lainnya. Itu adalah cara orang masing-masing, dan orang itu mempunyai hak untuk merayakan kesenangan tersebut.

Tawuran yang dilakukan oleh pelajar SMA tersebut adalah sebuah contoh ekspresi yang menurut saya adalah salah, karena ekspresi kesenangan tersebut bisa mematikan kesenangan orang lain. Saya juga pernah merasakan bangku SMA, dan saya juga pernah merayakan kelulusan saya. Saya mengerti perasaan anak SMA ketika mereka mengetahui bahwa mereka telah lulus dari bangku SMA. Senang. Tetapi tidak seharusnya rasa senang tersebut di ekspresikan dengan kegiatan-kegiatan diatas. Tawuran, judi, dan mabuk-mabukan bisa merugikan pelaku, dan lingkungan di sekitarnya.

Dari segi orang tua, mabuk-mabukan dan berjudi adalah sebuah tindakan kriminal. Pernyataan tersebut bukan sebuah pernyataan yang tidak memiliki dasar. Perjudian dilarang dalam UU nomor 7 tahun 1974 tentang penertiban perjudian. Mabuk-mabukan dilarang bagi individu yang berumur dibawah 21 tahun.

Selain secara hukum, orang tua memandang ekspresi mereka itu seperti orang-orang yang tidak memiliki moral, norma, dan aturan. Mungkin kalau hanya sebatas corat-coret seragam masih di maklumi, tetapi kalau sudah menyangkut soal tawuran, judi, dan mabuk-mabukan, mereka telah dinilai salah di dalam kalangan orang tua.



Berekspresi itu diperbolehkan,  selama ekspresi itu tidak mengganggu dan merugikan orang lain.

Thursday, May 26, 2011

BUDAYA MEROKOK DI TEMPAT UMUM

Posted by Kresno Setyoputro On 10:54 PM | No comments


“Maaf mas, disini nggak boleh ngerokok!” Itu adalah kata-kata yang sering diucapkan oleh orang-orang di sekitar saya ketika saya sedang merokok di tempat umum, terutama di dalam mall, di tempat olahraga (khususnya tempat futsal), dan di dalam kendaraan umum.

Sebenarnya merokok adalah sebuah hak yang dimiliki oleh sang perokok itu sendiri, tetapi orang yang berada di sekitar perokok tersebut juga memiliki hak, yaitu hak untuk mendapatkan udara yang bersih dan bebas asap rokok. Perokok pasif (yang tidak merokok tetapi berada di sekitar perokok aktif dan menghirup asapnya) lebih berbahaya dari perokok aktif (perokok yang membakar dan menghisap rokok).

Pernah suatu ketika, saya sedang merokok di dalam sebuah mall yang cukup ternama yang terletak tidak jauh dari rumah saya, yaitu daerah Jakarta Selatan. Ketika saya sedang asik menghisap sebatang rokok, tiba-tiba saya dahimpiri oleh seorang satpam atau sekuriti (pada saat itu saya masih belum familiar dengan peraturan dilarang merokok di tempat umum). Berikut adalah percakapan singkatnya :

Satpam :              “Mas, disini kan nggak boleh ngerokok! Mas gimana sih, nggak tau ya sekarang kalo merokok di tempat umum itu kan udah nggak boleh?!”

Saya  :                 “Kata siapa pak??”

Satpam  :             “Sesuai dengan peraturan Gubernur nomer 88 taun 2010 mas.”

Saya  :                 “Emang isinya apaan?”

Satpam  :             “Saya juga kurang hafal isinya, pokoknya intinya nggak boleh ngerokok di tempat umum!”

Saya  :                 (Agak nggak percaya) “Masa sih? Bapak ngarang kali … Masa saya nggak tau sih? Padahal saya ada TV sama internet loh dirumah.” (TV buat nonton kartun, internet buat mainan game online. Ya wajar aja kalo tetep nggak tau biarpun ada TV sama internet)

Satpam  :             “Mas nanya terus dari tadi. Kalo udah dibilang nggak boleh, ya nggak boleh! Apa mas mau dikenain denda aja nih?”

Saya  :                  “Apa-apaan?! Masa cuma nanya doang saya mesti bayar denda? Emang dendanya berapa?”

Satpam  :             (Sambil mikir-mikir) “50 Juta aja deh mas.”

Saya  :                  “50 Juta AJA?! Masa denda kok ngira-ngira? Nih mendingan ambil rokok saya aja deh tuh sama koreknya. Ngerokok sana sampe masuk angin! Oh iya, ati-ati pak kalo mau ngerokok, jangan merokok di tempat umum. Ntar kaya saya gini lagi, di omelin sama satpam enggak jelas.”

Setelah kejadian itu, saya mulai memperhatikan orang-orang di sekitar saya ketika saya ingin merokok. Meskipun saya tetap merokok di tempat umum, saya melihat kondisi sekeliling saya terlebih dahulu. Jika kondisi sekeliling saya banyak yang merokok dengan cuek, baru saya akan membakar dan menghisap rokok (seperti di kampus dan tempat makan).

Peraturan Gubernur nomor 88 tahun 2010 adalah revisi dari Peraturan Gubernur nomor 75 tahun 2005 tentang Kawasan Dilarang Merokok.

Sebenarnya sebelum diadakan peraturan tersebut, masyarakat sudah terlebih dahulu membuat peraturan di lingkungannya masing-masing dengan cara memasang gambar-gambar atau tulisan dilarang merokok (NO SMOKING) seperti dibawah ini :
No Smoking.jpg

Meskipun sudah ada gambar atau tulisan seperti diatas, tetap saja harus ada kesadaran dari diri sang perokok itu sendiri untuk tidak merokok di area tersebut. Saya juga sebagai perokok, sering juga melanggar larangan-larangan untuk merokok di area yang terdapat simbol dilarang merokoknya. Entah karena saya belum paham akan arti dari simbol-simbol tersebut, atau memang saya tidak mau untuk memahami arti dari simbol-simbol tersebut.

Sebenarnya merokok itu tidak sehat, karena di dalam rokok itu sendiri terdapat bahan-bahan berbahaya seperti Hydrogen Cyanide (Racun untuk hukuman mati), Amonia (Pembersih lantai), CO (Asap knalpot), Methanol (Bahan bakar rokok), Acetone (Penghapus cat), Napthalene (Pewangi lemari / Kapur barus), Butane (Bahan bakar korek api), Cadmium (Untuk ACCU mobil), Nicotine (Insektisida), Arsenic (Racun semut putih), dan bahan-bahan berbahaya lainnya. Bayangkan kerja paru-paru serta jantung anda ketika anda menghisap sebatang rokok. Misalnya anda menghisap setengah bungkus rokok (6 batang) perharinya, selama sebulan anda sudah menghisap 15 bungkus rokok (15 X 12 = 180 batang). Anda bisa bayangkan berapa banyak zat-zat berbahaya yang anda masukkan ke dalam tubuh anda selama 1 bulan. Rokok juga bisa menimbulkan berbagai macam penyakit yang sangat berbahaya seperti serangan jantung dan kanker paru-paru.

Untuk berhenti merokok memang sulit, apalagi jika orang-orang di sekeliling anda adalah perokok. Untuk berhenti merokok diperlukan tekad dan niat yang sangat kuat, apalagi jika anda sudah menjadi pecandu rokok.

Berhentilah merokok sebelum rokok yang meberhentikan detak jantung anda! (Setidaknya saya mengingatkan kepada diri saya sendiri dan para pembaca).

SMOKERS NEVER GROW OLD, BECAUSE THEY DIE YOUNG

Sumber : http://dhiez.files.wordpress.com/2008/09/kimia-pada-rokok.jpg 

Thursday, May 19, 2011

Alasan Manusia untuk Menciptakan Keindahan

Posted by Kresno Setyoputro On 11:49 PM | No comments

Alasan Manusia Menciptakan Keindahan 

A. KEINDAHAN

Kata keindahan berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek, dan sebagainya. Benda yang mempunyai sifat indah ialah segala hasil seni, pemandangan alam, manusia, rumah, tatanan, perabot rumah tangga, suara, warna, dan sebaginya. Keindahan adalah identik dengan kebenaran. Keindahan kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tank yang selalu bertambah. Keindahan juga bersifat universal, artinya tidak terikat oleh selera perseorangan, waktu dan tempat, selera mode, kedaerahan atau lokal.

APAKAH KEINDAHAN ITU ?

Keindahan itu baru jelas jika telah dihubungkan dengan sesuatu yang berwujud atau suatu karya. Dengan kata lain keindahan itu barn dapat dinikmati jika dihubungkan dengan suatu bentuk. Menurut The Liang Gie dalam bukunya “Garis besar estetika”. Menurut asal katanya, dalam bahasa Inggris keindahan itu diterjemahkan dengan kata “beutiful” dalam bahasa Perancis–”beau”, sedang Italia dan spanyol “belld’ berasal dari kata latin “bellum”. Akar katanya adalah “bonum” yang berarti kebaikan, kemudian mempunyai bentuk’ pengecilan menjadi “bonellum” dan terakhir diperpendek sehingga ditulis “bellum. Menurut cakupannya orang hams membedakan antara keindahan sebagai suatu kwalita abstrak dan sebagai sebuah benda tertentu yang indah. Untuk perbedaan ini dalam bahasa Inggris sering dipergunakan istilah beauty (keindahan) dan the beautiful (benda atau hal yang indah).

Dalam pembatasan filsafat kedua pengertian itu kadang-kadang dicampuradukkan raja. Disamping itu-terdapat pula perbedaan menunit luasnya pengertian, yakni:

a) Keindahan dalam arti yang luas.
b) Keindahan dalam arti estetis mumi.
c) Keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan.

Bangsa Yunani juga mengenal pengertian keindahan dalam arti estetis yang disebutnya ‘symmetria’ untuk keindahan berdasarkan penglihatan ( misalnya pada karya pahat dan arsitektur.) dan hamlonia untuk keindahan berdasarkan pendengaran (musik). Jadi pengertian keindahan yang seluas-luasnya meliputi :

-  Keindahan seni
-  Keindahan alam
-  Keindahan moral
-  Keindahan intelektual

Keindahan dalam arti estetis mumi menyangkut pengalaman estetis dari seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya. Sedang keindahan dalam arti terbatas lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang dicerapnya dengan penglihatan, yakni berupa keindahan dan bentuk dan warna. keindahan pada dasamya adalah sejumlah kwalita, pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal. Kwalita yang paling sering disebut adalah kesatuan (unity), keselarasan (harmony), kesetangkupan (symmetry), keseimbangan (balance) dan perlawanan (contrast). Ada pula yang berpendapat, bahwa keindahan adalah suatu kumpulan hubungan-hubungan yang selaras dalam suatu benda dan di antara benda itu dengan si pengamat.

Filsuf dewasa ini merumuskan keindahan sebagai kesatuan hubungan yang terdapat antara pencerapan-pencerapan inderawi kits (beaty is unity of formal relations of our sense perceptions).

Sebagian filsuf lain menghubungan pengertian keindahan dengan ide kesenangan (pleasure), yang merupakan sesuatu yang menyenangkan terhadap penglihatan atau pendengaran. Filsuf abad pertengahan Thomas Aquinos (1225-1274) mengatakan, bahwa keindahan adalah sesuatu yang menyenangkan bilamana dilihat.

B. NILAI ESTETIK

Dalam rangka teori umum tentang nilai The Liang gie menjelaskan bahwa pengertian keindahan dianggap sebagai salah satu jenis nilai seperti hal nya nilai moral, nilai ekonomik, nilai pendidikan, dan sebagainya. Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estetik.

Masalahnya sekarang ialah, apakah nilai estetik itu? Dalam bidang filsafat, istilah nilai seringkali dipakai sebagai suatu kata benda abstrak yang berarti kebethargaan (worth) atau kebaikan (goodness). Dalam dictionary of sociology and related sciences diberikan perumusan tentang value yang lebih terinci lagi sebagai berikut :

“The believed capacity of any object to satisfy a human desire. The quality of any abject which causes it to be on interest to an individual or a group”. ( kemampuan yang dipercaya ada pada sesuatu benda untuk me imuaskan suatu keinginan manusia. Sifat dari sesuatu benda yang menyebabkan menarik minat seseorang atau sesuatu golongan).

Nilai ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu ha! lainnya (instrumental/contributory. value), yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau membantu.. Nilai instrinsik adalah sifat balk dari benda yang bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan, ataupun demi kepentingan benda itu sendiri.

Contoh :

(1) Puisi bentuk puisi yang terdiri dari bahasa, diksi, bans, sajak, irama, itu disebut nilai ekstrinsik. Sedangkan pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca melalui (alat benda) puisi itu disebut nilai instrinsik.

(2) Tari, tarian Damarwulan-minakjinggo adalah suatu tarian yang halus dan kasar dengan segala macam jenis pakaian dan gerak-geriknya.

Tarian itu merupakan nilai ekstrinsik, sedangkan pesan yang ingin disampaikan oleh tarian itu ialah kebaikan melawan kejahatan merupakan nilai instrinsik.

C. KONTEMPLASI DAN EKSTANSI

Kontemplasi adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah. Ekstansi adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati sesuatu yang indah. Apabila kedua dasar ini dihubungkan dengan bentuk di luar diri manusia, maka akan terjadi penilaian bahwa sesuatu itu indah. Apabila kontemplasi dan ekstansi itu dihubungkan dengan kreativitas, maka kontemplasi itu faktor pendorong untuk menciptakan keindahan, sedangkan ekstansi itu merupakan faktor pendorong utuk merasakan, menikmati keindahan. Bagi scorang seniman selera seni lebih dominan dibandingkan dengan orang bukan seniman. Bagi orang bukan seniman mungkin faktor ekstansi lebih menonjol. Jadi, ia lebih suka menikmati karya seni daripada menciptakan karya seni. Dengan kata lain, ia hanya mampu menikmati keindahan tetapi. tidak mampu menciptakan keindahan.

APA SEBAB MANUSIA MENCIPTAKAN KEINDAHAN ?

Keindahan itu pada dasamya adalah alamiah. Alam ciptaan Tuhan. lni berarti bahwa keindahan itu ciptaan Tuhan. Alamiah artinya wajar, tidak berlebihan tidak pula kurang. Kalau pelukis melukis wanita lebih cantik dari keadaan sebenamya, justru tidak indah. Pengungkapan keindahan dalam karya seni didasari oleh motivasi tertentu dan dengan tujuan tertentu pula.

Motivasi itu dapat berupa pengalaman atau kenyataan mengenai penderitaan hidup manusia, mengenai kemerosotan moral, mengenai perubahan nilai-nilai dalam masyarakat, mengenai keagungan Tuhan, dan banyak lagi lainnya.

Berikut ini akan dicoba menguraikan alasan/motivasi dan tujuan seniman menciptakan keindahan :

1) Tata nilai yang telah usang

Tata nilai yang terjelma dalam adat istiadat ada yang sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan, sehingga dirasakan sebagai hambatan yang merugikan dan mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan, misalnya kawin paksa.

2) Kemerosotan Zaman

Keadaan yang merendahkan derajad dan nilai kcmanusiaan ditandai dengan kemerosotan moral. Kemerosotan moral dapat diketahui dari tingkah laku dan perbuatan manusia yang bejad terutama dari segi kebutuhan seksual.

Sebagai contoh ialah karya seni berupa sajak yang dikemukakan oleh W.S.Rendra berjudul “Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta”. Di sini pengarang memprotes perbuatan bejad para pejabat, yang merendahkan derajad wanita dengan mengatakan sebagai inspirasi revolusi, tetapi tidak lebih dari pelacur.

3) Penderitaan manusia

Banyak faktor yang membuat manusia itu menderita. Tetapi yang paling menentukan ialah faktor manusia itu sendiri. Manusialah yang membuat orang menderita sebagai akibat nafsu ingin berkuasa. serakah, tidak berhati-hati dan sebagainya. Keadaan demikian ini tidak mempunyai daya tarik dan tidak menyenangkan, karena nilai kemanusiaan telah diabaikan, dan dikatakan tidak indah. Yang tidak indah itu harus dilenyapkan karena tidak bermanfaat bagi kemanusiaan.

4) Keagungan Tuhan

Keagungan Tuhan dapat dibuktikan melalui keindahan alam dan keteraturan alam semesta serta kejadian-kejadian alam. Keindahan alam merupakan keindahan mutlak ciptaan Tuhan. Manusia hanya dapat meniru saja keindahan ciptaan Tuhan itu. Seindah-indah tinian terhadap ciptaan Tuhan, tidak akan menyamai keindahan ciptaan Tuhan itu sendiri. Kecantikan seorang wanita ciptaan Tuhan membuat kagum seniman Leonardo da Vinci. Karena itu ia berusaha meniru ciptaan Tuhan dengan melukis Monalisa sebagai wanita cantik. Lukisan monalisa sangat terkenal karena menarik dan tidak membosankan.

D. KEINDAHAN MENURUT PANDANGAN ROMANTIK

Dalam buku AN Essay on Man (1954), Ems Cassirer mengatakan bahwa arti keindahan tidak bisa pemah selesai diperdebatkan. Meskipun demikian, kita dapat menggunakan kata-kata penyair romantik John Keats (1795-1821) sebagai pegangan. Dalam Endymion dia berkata :

“A thing of beuty is a joy forever, its loveliness iscreases; it wil never pass into nothingness.”

Dia mengatakan, bahwa sesuatu yang indah adalah keriangan selama lamanya, kemolekannya bertambah, dan tidak pemah berlalu ke ketiadaan. Dalam sajak di atas, Keats mengambil bahannya dari Endymion yang terdapat dalam mitologi Yunani kuno. Endymion dalam mitologi itu sendiri mempakan penjabaran dari konsep keindahan pada jaman Yunani kuno. Menurut mitologi Yunani ini, Endymion adalah seorang gembala yang oleh pars dewa diberi keindahan abadi. Dia selalu muda, selamanya tidur, dan tidak pemah diganggu oleh siapapun. Menurut Keats, orang yang mempunyai konsep keindahan hanya tertentu jurnlahnya. Mereka mempunyai negatif capability, yaitu kemampuan untuk selalu dalam keadaan ragu-ragu, tidak menentu dan misterius tanpa mengganggu keseimbangan jiwa dan tindakannya hanya pikiran dan hatinya yang selalu diliputi keresahan.

Mengenai keindahan, Coleridge mengutip Shakespeare (1564-1616) dalam karyanya “Midsummer Night : Thing base and vile holding no quality/ love can transpose to form and dignity”, yaitu sesuatu yang rendah dan tidak menpunyai nilai, dapat berubah dan menjadi berarti. Inilah yang menggelisahkan Coleridge.

Dia menggunakan tembakau sebagai contoh:

Karena kekuatan kebiasaanlah, maka tembakau yang sebenamya tidak enak dapat menjadi nikmat. Perubahan ini dapat mempenganilhi imajinasi: dengan merasakan nikmatnya tembakau maka dalam angan-angan seseorang, segala sesuatu yang berhubungan dengan tembakau dapat menjadi indah.

Kegelisahan Coleridge ini tercermin dalam “Frost at midnight (1798), sebuah sanjak mengenai salju tipis yang tunin di tengah malam. Salju inilah yang baginya merupakan hal sesaat. Jatuhnya salju ini mengingatkan Coleridge pada dusunnya yang penuh sesak orang. Disini proses imajinasinya mulai tumbuh. Keindahan adalah sublimasi yang terjadi karena kebebasan menyendiri dan hikmah ketidakberdosaan.

Selanjutnya Keats membedakan antara orang biasa dan seniman, dan antara seniman biasa dan seniman yang baik yang dapat mencipta sesuatu yang indah menurut dia. Pada sesuatu kesempatan is melihat lukisan “Death on the Pale Horse”, karya pelukis West, misalnya, yaitu mengenai seseorang yang coati di atas kuda yang pucat, dia langsung berpendapat bahwa West bukanlah seniman yang baik. Menurut Keats, West tidak mempunyai cukup negative capability.

Pada hakekatnya negative capability adalah suatu proses. Keraguan, ketidaktentuan dan misteri adalah suatu proses. Proses inilah yang membuat seseorang menjadi kreatif.

Ada persamaan hakiki antara J.Keats dan Coleridge dalarn menanggapi hal-hal sesaat. Bagi mereka hal-hal sesaat adalah pelatuk yang meledakkan imajinasi dan imajinasi ini langsung membentuk keindahan.

E. RENUNGAN

Renungan berasal dari kata renung; artinya diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung. Dalam merenung untuk menciptakan seni ada beberapa teori. Teori-teori itu ialah : teori pengungkapan, teori metafisik dan teori psikologik.

(A). TEORI PENGUNGKAPAN

Dalil dari teori ini ialah bahwa “Art is an expression of human feeling” ( seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia ). Teori ini terutama bertalian dengan apa yang dialami oleh seorang seniman ketika menciptakan suatu karya seni.

Tokoh teori ekspresi yang paling terkenal ialah filsuf Italia Benedeto Croce (1886-1952) dengan karyanya yang telah diterjemahkan kedalam bahasa Inggris “aesthetic as Science of Expresion and General Linguistic”. Seorang tokoh lainnya dari teori pengungkapan adalah Leo Tolstoi dia menegaskan bahwa kegiatan seni adalah memunculkan dalam diri sendiri suatu perasaan yang seseorang telah mengalaminya dan setelah memunculkan itu kemudian dengan perantaraan pelbagai gerak, garis, wama, suar dan bentuk yang diungkapkan dalam kata-kata mernindahkan perasaan itu sehingga orang-orang mengalami perasaan yang sama.

(B). TEORI METAFISIK

Teori seni yang bercorak metafisis merupakan salah satu teori yang tertua, yakni berasal dari Plato yang karya-karya tulisannya untuk sebagian membahas estetik filsafati, konsepsi keindahan dan teori seni. Mengenai sumber seni Plato mengemukakan suatu teori peniruan (imitation theory).

(C). TEORI PSIKOLOGIS

Teori-teori metafisis dari para filsuf yang bergerak diatas taraf manusiawi dengan konsepsi-konsepsi tentang ide tertinggi atau kehendak semesta umumnya tidak memuaskan, karena terlampau abstrak dan spekulatif. Sebagian ahli estetik dalam abad modem menelaah teori-teori seni dari sudut hubungan karya seni dan alam pikiran penciptanya dengan mempergunakan metode-metode psikologis. Misalnya berdasaikan psikoanalisa dikemukakan teori bahwa proses penciptaan seni adalah pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar dari seseorang seniman.

Suatu teori lain tentang sumber seni ialah teori permainan yang dikembangkan oleh Freedrick Schiller (1757-1805) dan Herbert Spencer (1820-1903). Menurut Schiller, asal mula seni adalah dorongan batin untuk bermain-main (play impulse) yang ada dalam diri seseorang. Sebuah teori lagi yang dapat dimasukkan dalam teori psikologis ialah teori penandaan (signification Theory) yang memandang seni sebagi suatu lambang atau tanda dari perasaan manusia.

F. KESERASIAN

Keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata dasar rasi, artinya cocok, kena benar, dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan, pertentangan, ukuran dan seimbang.

Dalam pengertian perpaduan misalnya, orang berpakaian hams dipadukan wamanya bagian atas dengan bagian. bawah. Atau disesuaikan dengan kulitnya. Apabila cars memadu itu kurang cocok, maka akan merusak pemandangan. Karena itu dalam keindahan ini, sebagian ahli pikir menjelaskan, bahwa keindahan pada dasamya adalah sejumlah kualitas / pokok tertentu yang terdapat pada sesuatu hal. Kualita yang paling sering disebut adalah kesatuan (unity).
Filsuf Ingris Herbert Read merumuskan definisi, bahwa keindahan adalah kesatuan dan hubungan-hubungan bentuk yang terdapat di antara pencerapan-pencerapan inderawi kita (beauti is unity of formal relations among our sence-perception). Pendapat lain menganggap pengalaman estetik suatu keselarasan dinamik dari perenungan yang menyenangkan.

(A). TEORI OBYEKTIF DAN TEORI SUBYEKTIF

The Liang Gie dalam bukunya garis besar estetika menjelaskan, bahwa dalam mencipta seni ada dua teori yakni teori obyektif dan teori subyektif.

Salah satu persoalan pokok dari teori keindahan adalah mengenai sifat dasar dari keindahan. Apakah keindahan menmpakan sesuatu yang ada pada benda indah atau hanya terdapat dalam alam pikiran orang yang mengamati benda tersebut. Dari persoalan-persoalan tersebut lahirlah dua kelompok teori yang terkenal sebagai teori obyektif dan teon subyektif.

Pendukung teon obyektif adalah Plato, Hegel dan Bernard Bocanquat, sedang pendukung teon subyektif ialah Henry Home, Earlof Shaffesbury, dan Edmund Burke.

Teori obyektif berpendapat, bahwa keindahan atau ciri-ciri yang mencipta nilai estetik adalah sifat (kualita) yang memang telah melekat pada bentuk indah yang bersangkutan, terlepas dari orang yang mengamatinya. Teori subyektif, menyatakan bahwa ciri-ciri yang menciptakan keindahan suatu benda itu tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam diri seseorang yang mengamati sesuatu benda. Adanya keindahan semata-mata tergantung pada pencerapan dari si pengamat itu. Yang tergolong teori subyektif ialah yang memandang keindahan dalam suatu hubungan di antara suatu benda dengan alam pikiran seseorang yang mengamatinya seperti misalnya yang berupa menyukai atau menikmati benda itu.

(B). TEORI PERIMBANGAN

Teori obyektif memandang keindahan sebagai suatu kwalita dari benda-benda: Kwalita bagaimana yang menyebabkan sesuatu benda disebut indah telah dijawab oleh bangsa Yunani Kuno dengan teori perimbangan yang bertahan sejak abab 5 sebelum Masehi sampai abab 17 di Empa. Sebagai contoh bangunan arsitektur Yunani Kuno yang berupa banyak tiang besar.
Teori perimbangan tentang keindahan dari bangsa Yunani Kuno dulu dipahami pula dalam arti yang lebih terbatas, yakni secara kualitatif yang diungkapkan dengan angka-angka. Keindahan dianggap sebagai kualita dari benda-benda yang disusun (yakni mempunyai bagian-bagian).

Bangsa Yunani menemukan bahwa hubungan-hubungan matematik yang cermat sebagaimana terdapat dalam ilmu ukur dan berbagai pengukuran proporsi ternyata dapat diwujudkan dalam benda-benda bersusun yang indah.

Teori perimbangan berlaku dari abad ke-5 sebelum masehi sampai abad ke 17 masehi selama 22 abad. Teori tersebut runtuh karena desakan dari filsafat empirisme dan aliran-aliran termasuk dalam seni. Bagi mereka keindahan hanyalah kesan yang subyektif sifatnya.
Keindahan hanya ada pada pikiran orang yang menerangkannya dan setiap pikiran melihat suatu keindahan yang berbeda-benda. Para seniman romantik umumnya berpendapat bahwa keindahan sesungguhnya tercipta dan tidak adanya keteraturan, yakni tersusun dari daya hidup, penggambaran, pelimpahan dan pengungkapan perasaan. Karena itu tidak mungkin disusun teori umum tentang keindahan.