Monday, May 5, 2014

Telerik Test Studio

Posted by Kresno Setyoputro On 11:45 AM | No comments
Telerik Test Studio merupakan alat pengujian perangkat lunak berbasis Windows untuk web dan desktop yang memiliki tools pengujian fungsional, pengujian kinerja perangkat lunak, pengujian beban, dan pengujian aplikasi. Tools ini dikemas dengan plugin untuk Visual Studio dan aplikasi standalone yang menggunakan repositori yang sama dan format file. Test Studio mendukung HTML, AJAX, Silverlight, ASP.NET MVC, JavaScript dan WPF. Test Studio juga mendukung pelaksanaan tes di Internet Explorer, Firefox, Safari dan Chrome.

 
Functional Testing - Tools ini memberikan tes otomatisasi dukungan untuk web dan aplikasi desktop - Silverlight, WPF, AJAX , HTML, WPF dan MVC, panggilan JavaScript, sinkronisasi halaman dinamis, client-side behaviors, serta dukungan untuk Visual Studio 2010 dan 2012.

Performance Testing - Test Studio menawarkan pengujian kinerja web untuk menganalisis metrik pada server dan klien, mengeksplorasi permintaan lalu lintas HTTP dan data kinerja counter. Benchmark dapat dibuat terhadap hasil akhir dan kemudian dibandingkan untuk deteksi regresi atau penetapan tujuan. Metrik kinerja melengkapi tes UI fungsional yang ada untuk memasukkan data seperti waktu pemrosesan server, network latency, dan render waktu klien.

Load Testing - Uji tes fungsional Studio yang ada atau Fiddler log dapat digunakan untuk membuat tes beban. Agen beban Test Studio memanfaatkan multi-core, hyper CPU berulir untuk menghasilkan beban pengguna yang tinggi.

Mobile Testing - Pada bulan Maret 2012 Telerik memasuki zona pengujian iOS. Test Studio untuk iOS adalah sebuah aplikasi App Store yang mendukung perangkat iPhone, iPad & iPod. Aplikasi ini menawarkan dukungan untuk native, web adn iOS hybrid apps. Test Studio untuk iOS bergantung pada objek berbasis rekaman. Pengembangan platform yang didukung antara lain adalah MonoTouch, PhoneGap, Xcode. Cloud sync tes dan hasil melalui perangkat yang berbeda dan di antara anggota tim tersedia melalui portal web.

Beberapa fasilitas dari Test Studio meliputi :
  1. Scriptless test recording and playback
  2. Cross-browser test execution – Internet Explorer, Firefox, Chrome and Safari (web browser) 
  3. Support for HTML, AJAX, Silverlight, WPF and ASP.NET MVC application testing
  4. Element abstraction and reuse 
  5. Integration with Visual Studio 2010 / 2012, MS Team Foundation Server 
  6. Nunit, MbUnit, XUnit integration 
  7. Sentence-based UI validation 
  8. Continuous integration with Microsoft Build Server, CruiseControl and TeamCity 
  9. Visual Debugger 
  10. Test customization in C# and VB.NET 
  11. Exploratory Testing 
  12. Manual Testing 
  13. Integration with HP Quality Center 
  14. Built-in testing framework 
  15. DOM Explorer 
  16. Fiddler web debugger integration 
  17. Automated data-driven testing 
  18. Bug-tracking tools integration

Source :

Wednesday, April 16, 2014

DON FANUCCI

Posted by Kresno Setyoputro On 10:09 PM

Di usia 15 tahun, Don Fanucci melakukan suatu rangkaian serangan pada bulan Februari 2000 terhadap beberapa situs web komersil ber-traffic tinggi. Dia dihukum tahanan kota di tempat tinggalnya, Montreal, Quebec, pada 12 September 2001 selama delapan bulan dengan penjagaan terbuka, satu tahun masa percobaan, pembatasan pemakaian Internet, dan denda. Kerusakan ekonomi secara global sebagai akibat serangan-serangannya itu diyakini mencapai 7,5 juta hingga 1,2 milyar dollar.


Pandangan

Untuk seorang yang berumur 15 tahun, dimana yang berarti dia belum menginjak usia dewasa, Don Fanucci terbilang beruntung. Don Fanucci tidak dijatuhi hukuman untuk kejahatan dunia maya, dia hanya diberikan satu tahun masa percobaan. Di dalam usianya yang muda, menurut saya Don Fanucci hanya mencoba terbang bebas di dalam dunia yang ia sukai, yaitu hacking. Tapi meski dengan alasan apapun, dia patut untuk dijatuhi masa percobaan karena telah mengganggu ekonomi dunia dan menyebabkan kerugian yang tidak sedikit.


Source :

The 414s

Posted by Kresno Setyoputro On 9:58 PM
Meski kini terminologi peretas lebih berkonotasi negatif masih ada sejumlah pihak yang menggunakannya sesuai makna awal-nya. Lalu bagaimana awalnya dan siapa saja yang menentang penyimpangan istilah hacker? Saat pertama kali muncul istilah peretas dikenal dengan arti positif. Terasosiasi pada seseorang dengan keahlian membuat program komputer yang lebih baik daripada yang telah dirancang bersama. Hacking sendiri lebih dipahami sebagai mempelajari, menganalisis, memodifikasi, dan menerobos masuk ke dalam jaringan komputer, baik untuk keuntungan ataupun tantangan yang sama-sama positif.


Aktivitas dan terminologi hacker ini salah satunya dirintis para anggota organisasi mahasiswa Tech Model Railroad Club di Laboratorium Kecerdasan Artifisial, Massachusetts Institute of Technology (MIT) pada awal tahun 1960-an. Baru setelah kejadian pada tahun 1993 konotasi negatif melekat pada aktivitas hacking.


Saat itu untuk pertama kalinya FBI menangkap kelompok kriminal yang berkaitan dengan kemampuan teknologi komputer. Kasus dengan sandi The 414s - sesuai kode area lokal mereka, yaitu Milwaukee, Amerika Serikat - membuat publik mulai mengenal istilah hacker. Mereka dinyatakan bersalah atas pembobolan 60 komputer, mulai dari komputer milik Pusat Kanker Memorial Sloan-Kettering hingga komputer milik Laboratorium Nasional Los Alamos.


Pandangan
 
Seperti  pada posting saya sebelumnya, hacker dan cracker memiliki perbedaan pada faktor etika dan profesionalisme. Seorang hacker memiliki etika-etika yang harus dijunjung tinggi ketika ia sedang melakukan hacktivist. Sedangkan cracker, mereka tidak memiliki aturan dan etika-etika yang berlaku. Sebagai contoh, saat seorang hacker menemukan celah pada suatu sistem tertentu, maka hacker akan masuk melewati celah tersebut namun kemudian melaporkan celah tadi kepada admin sistem tersebut. Berbeda dengan hacker, ketika cracker menemukan celah pada sebuah sistem, mereka akan mengeksploitasi habis-habisan sistem tersebut demi kepentingan pribadi. Bahkan tidak jarang cracker dengan sengaja membuat celah di sebuah sistem, bukan menemukannya.

Untuk kasus diatas, seorang hacker tidak seharusnya menyerang sistem-sistem seperti rumah sakit dan pendidikan.


Source :

Wednesday, March 19, 2014

Etika dan Profesionalisme

Posted by Kresno Setyoputro On 11:59 PM | No comments
Hacker, Cracker, dan Etika




Hacker muncul pada tahun 1960-an diantara para anggota organisasi mahasiswa Tech Model Railroad Club di Laboratorium Kecerdasan Artificial Massachussets Institute Of Technology (MIT). Kelompok mahasiswa tersebut merupakan salah satu perintis perkembangan teknologi computer dan mereka beroperasi dengan sejumlah komputer mainframe. Kata “hacker” pertama kali muncul dengan arti positif untuk memberi menyebut seorang anggota yang mempunyai keahlian dalam bidang computer dan mampu membuat program computer yang lebih baik dari yang telah dirancang bersama. Tahun 1983, analogi hacker semakin berkembang untuk menyebut seseorang yang memiliki obsesi untuk memahami dan menguasai system computer. Pasalnya pada tahun tersebut pertama kali FBI menangkap kelompok kriminal computer The 414s yang bebasis di Milwaukee AS. 414 merupakan kode area local mereka. Kelompok tersebut dinyatakan bersalah atas pembobolan 60 komputer dari computer milik Pusat Kanker Memorial Sloan-Kettering hingga milik Laboratorium Nasional Los Alamos.

Perkembangan selanjutnya ada kelompok yang menyebut dirinya sebagai hacker, padahal bukan. Mereka yaitu terutama para pria dewasa yang mendapat kepuasan lewat membobol computer dan mengakali telepon (phreaking). Hacker sejati menyebut kelompok ini “cracker” dan tidak suka bergaul dengan mereka. Hacker sejati memandang cracker sebagai orang malas, tidak bertanggung jawab, dan tidak terlalu cerdas. Hacker sejati tidak setuju jika menerobos keamanan seseorang telah menjadi hacker.

Para hacker mengadakan pertemuan setiap tahun sekali pada pertengahan bulan Juli di Las Vegas. Ajang pertemuan hacker terbesar di dunia tersebut dinamakan Def Con. Acara tersebut lebih kepada ajang pertukaran informasi dan teknologi yang berkaitan dengan aktivitas hacking.

Dari pernyataan di atas munculah pertanyaan siapa sebenarnya yang disebut hacker dan siapa yang di maksud cracker? Hacker adalah sebutan untuk mereka yang memberikan sumbangan yang bermanfaat kepada jaringan komputer, membuat program kecil dan membagikannya dengan orang-orang di internet. Sebagai contoh “digigumi” (Grup Digital) yaitu sebuah kelompok yang mengkhususkan diri bergerak dalam bidang game dan computer. Digigumi menggunakan teknik- teknik hexadecimal untuk merubah teks yang terdapat di dalam game. Contonya game Chrono Trigger berbahasa Inggris dapat dirubah menjadi bahasa Indonesia. Oleh karena itu, status digigumi adalah hacker bukan sebagai perusak. Hacker disini artinya mencari, mempelajari, dan mengubah sesuatu untuk hobi dan pengembangan dengan mengikuti legalitas yang telah ditentukan oleh developer game. Para hacker melakukan penyusupan dengan maksud memuaskan pengetahuan dan teknik. Rata-rata perusahaan yang bergerak di dunia jaringan global (internet) memiliki hacker yang bertugas menjaga jaringan dari kemungkinan perusahaan pihak luar atau para cracker, menguji keamanan jaringan dari lubang keamanan yang memungkinkan para cracker mengobrak-abrik jaringannya. Contoh perusahan yang menggunakan hacker yaitu perusahaan asuransi dan auditing Price Waterhouse dengan nama Tiger Team. Mereka juga menguji sistem sekuriti client mereka.

Sedangkan cracker merupakan sebutan untuk mereka yang memasuki sistem orang lain dan mempunyai sifat destruktif. Biasanya di jaringan komputer, membypass password atau lisensi program computer, sengaja melawan keamanan computer, mendeface (merubah halaman muka web) orang lain bahkan sampai menghapus data orang lain, mencuri data untuk keuntungan sendiri, maksud jahat atau karena ada tantangan. Beberapa proses pembobolan dilakukan untuk menunjukkan kelemahan keamanan sistem.

Dari sinilah etika profesi diperlukan untuk membatasi para hacker bertindak dan untuk tetap menjaga citra para hacker di mata masyarakat dunia. Etika Profesi berkaitan dengan bidang pekerjaan yang telah dilakukan seseorang. Sangatlah perlu untuk menjaga profesi dikalangan masyarakat atau terhadap konsumen (klien atau objek). Dengan kata lain orientasi utama profesi adalah untuk kepentingan masyarakat dengan menggunakan keahlian yang dimiliki. Akan tetapi tanpa disertai suatu kesadaran diri yang tinggi, profesi dapat dengan mudahnya disalahgunakan oleh seseorang seperti pada penyalahgunaan profesi seseorang dibidang komputer misalnya pada kasus kejahatan komputer yang berhasil mengcopy program komersial untuk diperjualbelikan lagi tanpa ijin dari hak pencipta atas program yang dikomersikan itu. Sehingga perlu pemahaman atas etika profesi dengan memahami kode etik profesi.

Kode etik profesi merupakan sarana untuk membantu para pelaksana seseorang sebagai seseorang yang professional supaya tidak dapat merusak etika profesi.



Ada tiga hal pokok yang merupakan fungsi dari kode etik profesi :
  1. Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang digariskan.
  2. Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan.
  3. Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak diluar organisasi profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi.
 
Kode Etik Seorang Hacker yaitu :

  1. Mampu mengakses computer tak terbatas dan totalitas.
  2. Semua informasi haruslah FREE.
  3. Tidak percata pada otoritas atau memperluas desentralisasi.
  4. Tidak memakai identitas palsu.
  5. Mampu membuat seni keindahan dalam komputer.
  6. Komputer dapat mengubah hidup menjadi lebih baik.
  7. Pekerjaan dilakukan semata-mata untuk kebenaran informasi yang harus disebarluaskan.
  8. Memegang teguh komitmen tidak membela dominasi ekonomi industri software tertentu.
  9. Hacking adalah senjata mayoritas dalam perang melawan pelanggaran batas teknologi komputer.
  10. Hacking maupun Phreaking adalah satu-satunya jalan lain untuk menyebarkan informasi pada massa agar tak gagap dalam komputer.
 


Peraturan Hacker

  • Di atas segalanya, hormati pengetahuan & kebebasan informasi yang diperoleh.
  • Memberitahukan sistem administrator akan adanya pelanggaran keamanan / lubang di keamanan yang anda lihat.
  • Jangan mengambil keuntungan dari suatu bentuk hacking
  • Tidak menerbitkan & mengoleksi software bajakan.selalu memakai software asli
  • Selalu mengetahui kemampuan sendiri.dan jangan ceroboh dalam bertindak
  • Selalu bersedia untuk secara terbuka / bebas / percuma memberitahukan & mengajarkan berbagai informasi & faedah yang diperoleh.
  • Jangan pernah meng-hack sebuah sistem untuk mencuri uang/mengambil yang bukan milik nya
  • Jangan pernah memberikan akses kepada seseorang yang akan membuat kerusakan.
  • Jangan pernah secara sengaja menghapus & merusak file di komputer yang dihack.
  • Hormati mesin yang di hack, dan memperlakukan ia seperti mesin sendiri.
Hacker sejati akan selalu bertindak berlandaskan kode etika dan peraturan sedang cracker tidak mempunyai kode etika ataupun peraturan karena seorang cracker sifatnya lebih merusak.



Source :