Thursday, November 11, 2010

Anda Lebih Takut Gagal atau Lebih Takut Mencoba

Posted by Kresno Setyoputro On 9:26 PM | No comments
Jika anda dihadapkan pada pertanyaan diatas, kira-kira apa jawaban anda? Dimanakah anda dapat digolongkan? Apakah anda adalah orang yang takut gagal, atau takut mencoba? Kalau diri saya pribadi, jujur saja saya lebih takut gagal. Tetapi saya tidak terpengaruh oleh rasa takut gagal saya tersebut, dan saya tetap harus memberanikan diri saya untuk mencoba suatu hal yang baru. Karena sedikit banyak, kita pasti mempelajari sebuah hal yang baru ketika kita mencoba hal yang baru. Coba anda bayangkan kalau saja anda takut untuk mencoba hal yang baru bagi anda. Anda tidak akan mendapat suatu pelajaran dan pengalaman yang baru. Memang, kita tidak bisa mengetahui dengan pasti hasil yang kita dapat setelah kita mencoba hal yang baru bagi kita. Tetapi setidaknya jika anda mempelajari hal yang baru, anda pasti mendapatkan pengetahuan atau bahkan ilmu yang baru, meskipun anda gagal dalam percobaan anda tersebut.

Apakah anda takut gagal? Sedemikian takutnya sampai anda tidak berusaha untuk mencoba? Coba anda pikirkan kembali, hal tersebut benar-benar tidak masuk akal. Dengan tidak mencoba barang satu kalipun, sebenarnya anda SUDAH gagal. Jadi rasa takut gagal adalah penyebab kegagalan yang pasti.

Apakah anda merasa takut? Coba perhatikan rasa takut anda. Perhatikan pesan yang berusaha disampaikannya. Rasa takut membuat anda lebih waspada. Rasa takut memberi energi ekstra. Rasa takut membuat anda mampu mengatasi tantangan tersulit. Tidak ada yang mampu mendorong sumber daya dalam diri anda, lebih dari rasa takut.

Rasa takut sebenarnya ada untuk mendorong anda maju, bukan untuk menahan anda. Biarkan rasa takut mengajarkan anda. Biarkan rasa takut mempersiapkan anda. Tetapi jangan membuat rasa takut menghentikan anda. Saat rasa takut menahan anda, coba perhatikan baik-baik apa yang menyebabkan rasa takut, dan anda akan menemukan alasan untuk bergerak maju.

Kegagalan paling abadi adalah kegagalan untuk mulai bertindak. Bila anda sudah mencoba dan ternyata gagal, anda memperoleh sesuatu yang bisa dipelajari dan mungkin dicoba kembali. Anda tidak akan pernah gagal bila anda terus berusaha!

ORANG dewasa yang takut gagal ternyata berisiko lebih tinggi mengalami kegagalan di masa depannya. Para peneliti beranggapan penilaian terhadap risiko kegagalan harus mencakup upaya pencegahan, baik kegagalan nyata maupun yang baru dipikirkan. Penelitian itu melibatkan 500 orang di Sydney, Australia, berusia 70-90 tahun, yang menjalani pemeriksaan medis dan neuropsikologi ekstensif.

                Para peneliti Australia dan Belgia itu menghitung risiko kegagalan peserta baik yang nyata maupun sebatas di pikiran. Peneliti memonitor mereka setiap bulan selama satu tahun. Hasilnya, baik risiko kegagalan nyata maupun yang dipikirkan, berkontribusi terhadap risiko seseorang jatuh di masa depannya.

Penelitian itu menyimpulkan orang dengan tingkat kecemasan tinggi akan kegagalan adalah mereka yang paling mungkin mengalami kegagalan.

TAKUT GAGAL DI MASA PERCOBAAN
Masa percobaan adalah masa-masa yang menegangkan bagi sebagian atau bahkan seluruh orang. Tetapi, jika kita bisa melewati masa percobaan tersebut dengan baik dan benar, kita pasti akan bangga dengan diri kita sendiri. Bagaimana tidak? Yang disebut dengan masa percobaan adalah suatu masa dimana segala sesuatu di pakai atau di jalankan untuk pertama kalinya. Jika manusia di coba untuk melakukan segala sesuatu yang baru bagi dirinya, pasti ia akan gugup dan nervous. Belum lagi jika pendapat saya ini diterapkan dalam contoh kasus di dunia kerja. Saya akan memberikan sebuah ilustrasi mengenai pendapat saya diatas.

                Terdapat seorang karyawan baru dengan jabatan kepala bagian di sebuah perusahaan asing. Minggu depan masa percobaan (3 bulan) karyawan tersebut akan habis. Di akhir masa percobaan, karyawan tersebut akan diputuskan untuk diterima sebagai karyawan tetap atau gagal. Selama masa percobaan ini karyawan itu mendapat tugas menyusun standar operating prosedur untuk pekerjaan-pekerjaan yang ada di bagian karyawan itu. Waktu itu ia meyanggupi bahwa semuanya akan selesai dalam waktu dua bulan (penugasan diberikan pada akhir bulan pertama). Karyawan tersebut sadar bahwa ia hanya sanggup menyelesaikan separuh dari tugas-tugas. Itu pun tidak sepenuhnya sempurna. Alasan utama, karena ada beberapa staff yang ternyata tidak menyukai karyawan tersebut dalam menjabat di posisi ini. Menurut kabar yang ia dengar, ada seorang staff yang berambisi betul dengan posisi ini. Mereka tidak setulusnya membantu karyawan tersebut. Selain itu, ada seorang staff yang tampaknya bisa di andalkan tetapi orang itu malah terserang penyakit typhus selama beberapa minggu. Padahal kaaryawan tersebut membutuhkan orang yang jatuh sakit tersebut untuk mengumpulkan beberapa informasi. Karyawan tersebut juga tidak bisa mengkomunikasikan hal ini dengan manajernya. Belakangan ini managernya sedang berada di luar negeri untuk banyak urusan. Sedangkan tugas-tugas managernya dilimpahkan pada kepala bagian lain. Sedangkan karyawan ini kelabakan harus melakukan apa. Kira-kira jalan apa yang terbaik bagi sang karyawan tersebut? Apakah karyawan tersebut harus menyerah dalam masa percobaannya? Jika anda berada di posisi karyawan yang sedang berada di dalam masa percobaan tersebut, apa yang akan anda lakukan?
 
Saya memiliki solusi untuk masalah diatas. Yang paling penting sekarang adalah anda akui anda gagal memenuhi penugasan itu. Bila anda berusaha mencari-cari alasan atas kegagalan itu, terlebih lagi menimpakannya pada orang lain dan situasi, itu hanya akan membuat daftar kegagalan anda semakin panjang. Jadi, hentikan mencari-cari alasan. Gunakan waktu satu minggu tersebut untuk menuntaskan tugas-tugas anda yang separuh jalan itu dengan baik. Jangan risaukan penilaian masa percobaan. Risaukan saja tugas-tugas anda yang tak selesai ini. Sekali lagi, stop kesibukan anda menyusun alasan kegagalan. Bila anda mengemukan sepuluh alasan, percayalah, atasan anda mempunyai dua puluh argumen untuk mematahkan alasan anda.

Kini mari buat "pengakuan" yang gentle atas kegagalan anda. Kemungkinan pertama, di saat anda menyepakati penugasan itu, anda bertindak terlalu optimis. Waktu satu bulan yang anda gunakan untuk mempelajari situasi kerja mungkin anda anggap cukup, namun sebenarnya banyak kemungkinan baru yang muncul tanpa anda duga-duga sebelumnya. Gairah yang menggebu-gebu sebagai karyawan baru bisa saja membuat anda tidak cukup realistis dalam menilai situasi. Anda juga bisa jadi tidak cukup realistis dalam menerima penugasan itu dan menyesuaikan dengan kemampuan anda sendiri. Untuk menangani hal ini, selesaikan tugas mana yang paling bisa anda selesaikan. Bersikaplah realistis bahwa anda tak mampu menangani semua. Namun, anda mampu menuntas sesuatu yang benar-benar anda kuasai. Sikap realistis menuntun anda untuk menyusun prioritas.

Mari kita lihat kemungkinan kedua, yaitu anda tidak cukup mampu mengendalikan pekerjaan anda secara efektif. Anda mungkin membiarkan anda dan anak buah anda bekerja tanpa sebuah perencanaan dan kontrol yang baik. Ada banyak sebab mengapa pengaturan ini tidak berjalan baik. Pertama, kepemimpinan anda belum cukup bisa diterima oleh bawahan anda. Bila ini yang terjadi, anda harus segera mengubah gaya kepemimpinan anda dan menyesuaikannya dengan situasi. Kedua, anda belum mampu menciptakan jaringan kerja dengan kolega anda dengan baik. Meski anda ketahui mereka tampak sibuk dengan tugas sehari-harinya, itu bukan berarti anda lantas boleh berdiam diri.

Anda harus bergerak menemui mereka. Ingat, anda adalah karyawan baru. Andalah yang semestinya bertindak aktif. Terlebih lagi, jabatan anda adalah kepala bagian yang tentu berbeda dengan staff biasa. Sebab ketiga, anda mudah terbiaskan oleh kasak-kusuk yang terjadi di bawahan anda. Keuntungan anda sebagai karyawan baru adalah anda tidak punya kepentingan atas kasak-kusuk itu. Ini semestinya membuat anda lebih merasa bebas dalam bertindak terhadap bawahan. Sebab keempat, cara kerja anda mungkin tidak sepenuhnya efektif. Coba pelajari, apakah anda mempunyai agenda dan skedul kerja, prioritas penyelesaian tugas, perlengkapan kerja, dan lain sebagainya. Bila ini masalahnya, maka segera susun prioritas baru. Anda bisa ajukan hal ini sebagai revisi atas penugasan anda. Sangat perlu bagi anda untuk menyusun rencana baru yang lebih realistis.
 
Kemungkinan ke tiga, anda tidak cukup berkesempatan melakukan komunikasi dengan atasan. Namun, ini bisa dibantah bahwa anda bisa saja menghubungi atasan anda meski beliau berada di luar negeri, tentu dengan catatan selama apa yang anda komunikasikan itu adalah sesuatu yang penting dan layak dibicarakan. Ada baiknya anda hubungi atasan anda secara langsung, dan bicarakan kemungkinan anda gagal atas penugasan ini. Ajukan rencana baru. Jangan sampai di saat anda menghadapi saat penilaian akhir masa percobaan kerja, anda berdiri sendiri. Kini, coba bangun pertahanan dengan atasan anda. Percayalah, atasan anda takkan berpikiran untuk menggantikan anda begitu saja. Bila ia melakukannya, ia harus kehilangan banyak waktu dan tenaga, kecuali ia berpikiran lain. Maka tunjukkan bahwa anda masih layak dipertahankan di sana, dengan segala kegagalan sekaligus kebangkitan baru yang lebih baik dan menjanjikan.

Kami tidak tahu bagaimana bisa membuat anda lolos dari lubang jarum penilaian masa percobaan ini. Namun kami percaya bila anda segera mengubah cara kerja; anda tidak lagi berusaha mencari alasan dan pembenaran atas kegagalan itu, serta menjalin komunikasi dengan atasan anda, maka atasan anda masih melihat prospek kebaikan dalam diri anda. Dan yang tak kalah penting: jangan takut tidak bisa melewati masa percobaan, namun takutlah bila anda tidak bisa membantu perusahaan ini lebih baik lagi. Bila anda memusatkan perhatian pada kepentingan perusahaan, maka perusahaan pun akan memberikan perhatian yang setimpal bagi anda. Selamat berjuang. Pantang mundur!

Selain dari solusi diatas, saya telah mempelajari tentang pertanyaan saya yang paling pertama, yaitu ‘anda lebih takut gagal atau lebih takut mencoba?’. Sebenarnya pertanyaan tersebut saling berhubungan antara pertanyaan yang pertama dengan pertanyaan yang kedua. Jika anda sudah takut mencoba, anda adalah termasuk orang yang SUDAH gagal. Tetapi jika anda sudah takut gagal terlebih dahulu, maka anda pasti tidak akan berani mencoba dan dengan otomatis anda telah menjadi orang yang gagal.

Terima tawaran yang diberikan kepada Anda
                                                  
Jangan takut mencoba hal baru hanya karena anda merasa belum mampu atau belum pernah melakukan hal tersebut. Lihatlah seorang aktor atau aktris yang selalu berani berganti peran. Trik jitu, selain melatih kemampuan beradaptasi, andapun bisa membantu mengatasi ketakutan anda terhadap hal-hal baru. Jangan takut mencoba hal baru itu akan memperkaya pengalaman dan wawasan anda. Semakin banyak pengalaman, semakin banyak pula pelajaran yang bisa anda petik. Ilmu dan pengalaman merupakan guru yang berharga bukan? Katakan “Ya” pada hal baru itu. Jika tidak, anda membangun tembok besar di depan langkah anda.

Untuk orang yang tertutup atau menutup diri, mengatakan “Ya” mungkin merupakan hal yang ekstrim

Aneh. Menakutkan. Itu karena mereka malu dan takut berubah. Mereka takut mencoba hal baru. Jika anda mengatakan “Ya” pada hal atau tidakan positif, maka “Ya” itu adalah energi besar yang bisa mengubah hidup anda. Itu mungkin hal baru. Jika tak anda terima, anda bisa menyesal. Bukankah tak ada kesempatan kedua yang persis seperti itu? Belajarlah dari pengalaman buruk yang pernah anda alami. Dari pengalaman buruk itu ada sesuatu yang baik bisa anda ambil. Misalnya saja, ketika anda sudah berkata “Ya” untuk sebuah pengalaman baru dan ternyata hasilnya mengecewakan, anda tidak perlu bersedih dan berkecil hati. Ambil hikmahnya dan berusaha lagi.
Ketika Anda mengatakan “Ya”, Anda harus berlaku menjadi orang lain

Orang yang lebih berani. Orang yang lebih percaya diri. Ketika anda takut melakukan sesuatu anggaplah bahwa anda adalah orang lain. Orang yang lebih kuat dan berani. Hal ini bisa menumbuhkan kebiasaan lebih berani lagi. Semakin sering anda melakukan sesuatu, lagi dan lagi, anda akan meningkatkan kebiasaan anda. Dari yang tidak pernah menjadi pernah, dari pernah menjadi sering, dan dari sering menjadi biasa. Setiap kali anda memaksa diri anda untuk melakukan sesuatu, anda menekankan diri anda untuk mengatakan, “Saya bisa melakukannya”.

“Apa mungkin Anda berani jika Anda takut bahwa sesuatu itu akan gagal?”

Pertanyaan ini adalah support. Mungkin anda akan mengatakan “Tidak”. Tapi sebaliknya berhentilah mengatakan “Tidak”.

Beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mengatakan “Ya”:

Mulailah dari hal-hal kecil

Sebagian orang takut menelepon orang lain atau memulai percakapan. Bahkan ada juga yang malu berbicara dengan orang asing, malas bertanya kepada pelayan di toko, tidak mau bertanya pada orang di jalan jika tersesat, dan lain-lain. Kalau anda ingin jalan anda terbuka, langkah anda lebih ringan anda harus bisa bertanya. Anda harus berani bertanya.

Cobalah hal-hal baru setiap minggu

Tidak perlu hal besar untuk bisa menjadi besar. Terkadang, hal kecil justru bisa menciptakan sesuatu yang besar. Pelajarilah ketrampilan-ketrampilan baru setiap minggu sebelum anda berniat mengatakan “Tidak”.

Latihan pola pikir Anda

Ketika ketakutan menyerang anda, tanyalah diri anda. Mengapa anda harus takut untuk melakukan itu? Lalu biarkan pikiran buruk itu berlalu. Ketika anda ditantang melakukan sesuatu yang sebenarnya akan anda jawab “Tidak”, berpikirlah sejenak. Apakah anda takut pada hal kecil seperti ini? Jawaban “Ya” dan hidup anda akan berubah.

Kegagalan dan kesalahan bukan akhir dari segalanya

Yakinlah bahwa jika anda melakukan kesalahan karena sesuatu yang baru lantas anda belajar dari kesalahan itu, anda akan menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya. Kagagalan dan kesalahan bukanlah akhir, melainkan awal untuk menjadi seseorang yang lebih tahu dan berpengalaman.

Setelah saya memberikan ilustrasi fiktif diatas, kini saya akan memberikan contoh fakta yang memang benar-benar terjadi pada seseorang yang mungkin kita telah sama-sama tahu.

Anda pasti pernah mendengar nama ‘Bob Sadino’ bukan? Ya, beliau adalah pendiri serta pemilik tunggal perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan yang berlabel “Kem Chicks”. Berikut adalah cerita singkat mengenai Bob Sadino.

Pengusaha sukses bidang pertanian Bob Sadino mengajak generasi muda untuk tidak takut mencoba sesuatu hal yang baru.

"Ingin sukses jangan takut mencoba," kata Bob di hadapan puluhan peserta acara Launching Program CSR "Go Entrepreneur" oleh Perum Pegadaian bertempat di Mall Botani Square, Sabtu.

Menurut Bob, kunci sukses adalah tidak mudah menyerah dan jangan takut untuk gagal.

"Karena dengan kegagalan kita bisa belajar, bagaimana ke depan lebih baik lagi. Jadi, jangan pernah takut untuk gagal," kata entrepreneur sukses asli Indonesia ini.

Di hadapan ratusan pengunjung Mall Botani Square, Bob yang tampil dengan gaya khasnya baju kemeja putih kotak-kotak dipadu celana jins pendek menyampaikan beberapa pengalamannya tentang memulai sebuah usaha tanpa harus menggunakan modal besar.

"Yang penting ada kemauan dan berani menerima kegagalan, semua usaha jenis apa pun akan tetap jalan. Usaha yang paling bertahan lama ada agropreneur," kata Bob.

Bob mengatakan semakin banyaknya minat generasi muda untuk berwirausaha dapat meningkatkan jumlah usahawan Indonesia yang saat ini hanya sebesar 1,8 persen dari total penduduk Indonesia.

Menurut Bob, usaha dijalankan dengan kesenangan bukan karena keterpaksaan. Tidak harus cerdas dan bekerja keras untuk menjadi pengusaha sukses, menurutnya seorang pengusaha harus bisa melihat peluang dan berani mengambil risiko.

Pendiri dan pemilik tunggal "Kem Chicks" (supermarket) ini pernah menjadi sopir taksi dan karyawan Unilever sebelum menjadi pengusaha.

Hikmah apa yang dapat kita ambil melalui penggalan pengalaman dari seorang Bob Sadino? Ya, kita jangan pernah untuk takut untuk mencoba hal-hal yang baru yang belum pernah kita alami sebelumnya. Saya tidak mengajak anda untuk selalu meng-iyakan segala sesuatu tanpa berpikir terlebih dahulu, tetapi saya mengajak anda agar anda tidak lagi ragu-ragu apalagi untuk sampai mengatakan tidak kepada hal yang baru. Tetapi hal baru yang saya maksud disini adalah hal yang positif tentunya. Jika anda mengatakan ‘iya’ kepada hal baru yang negatif, berarti anda tidak berpikir sebelum anda mengucapkan kata ‘iya’ terlebih dahulu. Jangan pernah takut untuk gagal, apalagi takut untuk mencoba. Karena kesempatan jarang datang untuk yang kedua kalinya.


Sumber                                :

0 comments :

Post a Comment