Wednesday, April 16, 2014

The 414s

Posted by Kresno Setyoputro On 9:58 PM
Meski kini terminologi peretas lebih berkonotasi negatif masih ada sejumlah pihak yang menggunakannya sesuai makna awal-nya. Lalu bagaimana awalnya dan siapa saja yang menentang penyimpangan istilah hacker? Saat pertama kali muncul istilah peretas dikenal dengan arti positif. Terasosiasi pada seseorang dengan keahlian membuat program komputer yang lebih baik daripada yang telah dirancang bersama. Hacking sendiri lebih dipahami sebagai mempelajari, menganalisis, memodifikasi, dan menerobos masuk ke dalam jaringan komputer, baik untuk keuntungan ataupun tantangan yang sama-sama positif.


Aktivitas dan terminologi hacker ini salah satunya dirintis para anggota organisasi mahasiswa Tech Model Railroad Club di Laboratorium Kecerdasan Artifisial, Massachusetts Institute of Technology (MIT) pada awal tahun 1960-an. Baru setelah kejadian pada tahun 1993 konotasi negatif melekat pada aktivitas hacking.


Saat itu untuk pertama kalinya FBI menangkap kelompok kriminal yang berkaitan dengan kemampuan teknologi komputer. Kasus dengan sandi The 414s - sesuai kode area lokal mereka, yaitu Milwaukee, Amerika Serikat - membuat publik mulai mengenal istilah hacker. Mereka dinyatakan bersalah atas pembobolan 60 komputer, mulai dari komputer milik Pusat Kanker Memorial Sloan-Kettering hingga komputer milik Laboratorium Nasional Los Alamos.


Pandangan
 
Seperti  pada posting saya sebelumnya, hacker dan cracker memiliki perbedaan pada faktor etika dan profesionalisme. Seorang hacker memiliki etika-etika yang harus dijunjung tinggi ketika ia sedang melakukan hacktivist. Sedangkan cracker, mereka tidak memiliki aturan dan etika-etika yang berlaku. Sebagai contoh, saat seorang hacker menemukan celah pada suatu sistem tertentu, maka hacker akan masuk melewati celah tersebut namun kemudian melaporkan celah tadi kepada admin sistem tersebut. Berbeda dengan hacker, ketika cracker menemukan celah pada sebuah sistem, mereka akan mengeksploitasi habis-habisan sistem tersebut demi kepentingan pribadi. Bahkan tidak jarang cracker dengan sengaja membuat celah di sebuah sistem, bukan menemukannya.

Untuk kasus diatas, seorang hacker tidak seharusnya menyerang sistem-sistem seperti rumah sakit dan pendidikan.


Source :