Siapa yang enggak kenal uang?
Sebagai alat transaksi, ternyata uang punya sejarah yang cukup panjang, kids. Kayak apa, sih bentuk awal si uang
ini? Yuk, langsung kita simak.
Berawal
dari barter
Uang yang sekarang kita kenal ini
mengalami proses perkembangan yang panjang, kids.
Mulanya orang dulu melakukan tukar-menukar barang atau barter. Sayangnya barter
ini semakin sulit karena kadang barang yang ditukar enggak cocok. Ditambah lagi
sulit untuk menentukan nilai tukar barangnya.
Untuk mengatasi kebingungan
tersebut, muncul ide untuk memakai benda tertentu sebagai alat tukar. Benda
yang dipakai sebagai alat tukar itu biasanya benda yang diterima secara umum
dalam sebuah masyarakat, kids.
Contohnya benda bernilai tinggi yang sukar didapat atau punya kekuatan mistis.
Bisa juga benda-benda kebutuhan pokok, kalau istilah kita Sembako.
Garam
dan hewan ternak
Kenapa tiba-tiba ngebahas garam
dan hewan ternak? Nah, ternyata dua benda ini juga sempat jadi alat transaksi, kids. Dulu di Romawi, pembayarkan upah
atau kegiatan jual-beli dilakukan dengan garam. Unik, ya? Selain garam, hewan
ternak seperti sapi, kambing, atau unta juga bisa dipakai untuk alat
pembayaran.
Agak modern sedikit, dipakailah
kulit kerang sebagai alat pembayaran. Kebanyakan wilayah yang memakai kulit
kerang adalah wilayah yang berbatasan dengan garis pantai. Negara Cina dan
Afrika cukup terkenal sebagai pengguna kulit kerang untuk alat pembayaran. Dan
kulit kerang ini cukup lama eksis sampai akhirnya ditemukan koin atau uang
logam.
Logam
dan kertas
Uang logam atau koin dipilih
sebagai alat pembayaran karena punya nilai tinggi dan digemari masyarakat, kids. Uang logam ini termasuk koin emas
dan perak. Dan uang logam juga biasanya disebut uang penuh (full-bodied money), yang artinya nilai bahan sama dengan nilai
yang tercantum di mata uang tersebut.
Karen pertumbuhan ekonomi,
transaksi yang terjadi semakin banyak dan besar. Uang logam akhirnya digantikan
dengan uang kertas. Awalnya uang kertas ini merupakan bukti kepemilikan emas
dan perak. Sampai sekarang, uang kertas adalah alat pembayaran yang paling umum
dipakai.
Uang
masa depan
Sekarang kamu enggak perlu panik
seandainya kelupaan bawa uang tunai. Ada yang namanya e-money, alias uang elektronik. E-money
memakai tekhnologi smart card, yaitu
kartu yang dalamnya disertai chip.
Kartu kredit dan ATM yang dijuluki uang plastik termasuk dalam kategori ini.
Tekhnologi canggih lainnya dalam
bertransaksi adalah Mobile Payment.
Gunakan ponsel atau gadget canggih kamu untuk membeli dan membayar sesuatu.
Cara bayarnya bisa pakai sms premium (dengan pemotongan pulsa), internet
(transaksi via internet, seperti m-banking,
e-ticket, atau KasPay). Yang terakhir ada tekhnologi NFC (Near Field Communication).
Timeline
Awal mula (sekitar 10.000 tahun lalu): Tukar-menukar barang (barter)
9.000 – 6.000 SM: Barter dengan menggunakan hewan ternak dan hasil-hasil bumi (pertanian)
1.200 SM: Menggunakan kulit (cangkang) kerang. Banyak digunakan oleh wilayah dekat Samudera Pasifik dan Hindia.
1.000 SM: Uang logam (koin) pertama: Dimulai oleh Cina yang membuat koin logam dan perak.
500 SM: Era uang logam modern: Di Lydia, Turki, koin mereka dicap lambang kerajaan untuk menjamin keaslian.
118 SM: Uang kulit: Digunakan di Cina. Uang kulit adalah asal mula uang kertas.
806 M: Uang kertas: Muncul pertama kali di Cina. Tahun 1455, penggunaan uang kertas di Cina berhenti selama beberapa ratus tahun.
1535 M: Wampum: Dipakai oleh suku Indian di Amerika Utara. Bentuknya seperti gelang dari cangkang kerang.
1816 M: Emas: Inggris adalah negara pertama yang menggunakan emas untuk alat pembayaran.
1930 – sekarang: Saat harga emas turun, sistem pemayaran mulai diatur ulang. Yaitu memakai uang kertas, logam dan bentuk pembayaran lain, seperti cek atau giro.
Masa depan: Uang elektronik: Uang fisik (tunai) mulai jarang digunakan. Sebagai gantinya dipakai uang digital (elektronik).
Source : Yudi - XY! Kids Magazine